Advertisement

Responsive Advertisement

APA NADHOM FAVORIT PARA SANTRI? INI DIA JAWABANNYA



WalisongoNews-
Kitab Nadham Imrithi yang menjadi topik pembahasan kali ini merupakan nazam (syair, natsar), dari kitab Matan Ajurumiyah. Kitab Nadham Imrithi adalah karangan Syaikh Syarafuddin Yahya al-Imrithi (890 H/1485 M). Di kalangan santri, kitab ini menjadi salah satu sorogan favorit dan ilmu alat (tata bahasa Arab) lanjutan. Umumnya diberikan setelah tahapan Kitab Ajurumiyah agar mudah dihafalkan dan dipahami dengan baik.

Karena berupa nazam (syair), kitab ini  biasanya dibahas dengan cara dihafalkan oleh setiap santri. Dengan cara menghafal syair-syair itu, santri akan mudah mengingat setiap perubahan dan kedudukan kalimat yang akan dibahas di dalam kitab kuning.

Sebagaimana diungkapkan pengarang Kitab Ta'lim al-Muta'allim Ila Thariqah al-Ta'allum, yaitu Syaikh Burhanuddin Al-Zarnuji (w 620 H/1223 M), ''Setiap pelajaran hendaknya dipelajari dengan cara menghafal, baru kemudian memahaminya. Setelah menghafal dan memahami, baru melakukan pencatatan. Jangan mencatat sebelum paham karena itu akan membuang-buang waktu.''

Nadham Imrithi secara keseluruhan berjumlah sekitar 204 syair. Dalam kitab ini, juga ada Nadham Maqshud karya Syaikh Ahmad bin Abdurrahim. Nadham Maqshud berisi sekitar 113 bait syair, yang berisi tentang perubahan (i’rab) kalimat di dalam bahasa Arab.

Syaikh Syarafuddin Yahya al-Imrithi memulai pembahasan kitabnya dengan bab al-Kalam. Dalam kitabnya ini, pengarang menyebutkan tentang definisi kalam (kalimat). Kalamuhu lafzhun mufidun musnadin, wal kalimatu al-lafzhul mufidu al-mufradu. Li ismin, wa fi'lin tsumma harfin tanqasim. Wa hadzihi tsalatsuha hiya al-kalam.

Kalam itu adalah lafaz yang memberi faedah (manfaat) bersambung. Dan kalimat adalah lafaz mufrad (sendiri) yang memberi faedah (makna). Kalam itu terbagi tiga, yaitu isim, fiil dan hurf. Dan ketiga pembagian itulah yang disebutkan dengan kalam.

Penjelasan atau definisi kalam ini, sama dengan yang diterangkan oleh pengarang Matan Ajurumiyah, yaitu Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Dawud al-Shanhaji (Ibnu Ajurum). Dalam Matan Ajurumiyah, kalam adalah lafaz yang tersusun dan memberi faedah dengan menggunakan bahasa Arab. Dan kalam itu terbagi tiga, yaitu isim, fiil, dan hurf.

Perlu diketahui, dalam tata bahasa Arab, yang disebut kalam adalah kalimat dalam bahasa Indonesia. Sedangkan, kalimat dalam bahasa Arab adalah kata di dalam bahasa Indonesia. Kalam adalah bentuk jamak dari kalimat.

Karena kitab Imrithi ini merupakan nazam dari Kitab Matan Ajurumiyah, maka tidak heran jika secara keseluruhan isinya merupakan pengembangan dari kitab Matan Ajurumiyah.


Bila Matan Ajurumiyah dimulai dengan pembahasan kalam dan diakhiri dengan Bab maf'ul ma'ah, sedangkan dalam Nadham Imrithi juga dimulai dengan Bab kalam dan diakhiri dengan Bab idlofah.

Lengkapnya, pembahasan Imrithi dimulai dari bait-bait muqaddimah, lalu dilanjutkan dengan Bab Kalam, Bab I'rob, Bab Alamat I'rob, Bab Alamat Nashab, Bab Alamat Khafad, Bab Alamat Jazm, Bab Nakirah dan Ma'rifah, Bab Marfu'ati al-Asma`, Bab Na'ib al-Fa'il, hingga Bab Idlofah. Semuanya lengkap membahas mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu nahwu.

Posting Komentar

0 Komentar