A. Pengertian Haidh
Haidh adalah darah yang keluar rahim wanita yang telah berumur 9 tahun qomariyyah
( 8,5 tahun masehi ) dalam keadaan sehat / bukan karena sakit dan bukan karena setelah melahirkan.
B. Waktu Haidh
Pada umumnya haid atau menstruasi adalah selama 7 hari. Paling lama adalah 15 hari dan paling sedikit adalah sehari semalam atau 24 jam, baik secara terus menerus selama 24 jam ataupun putus-putus.Jadi 24 jam bisa di hitung mulai dari awal keluar darah sampai 24 jam ataupun kumpulan dari beberapa hari.
Adapun darah yang keluar dan waktunya tidak sampai 24 jam ataupun lebih dari 15 hari, maka disebut darah istihadloh.
C. Hal-Hal Yang Dilarang ( Diharamkan ) Sebab Haidh
Adapun perbuatan yang haram dilakukan oleh wanita yang sedang haid,
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan As-sunnah antara
lain adalah:
1. Shalat
Seorang wanita yang sedang
mendapatkan haid diharamkan untuk melakukan salat. Begitu juga mengqada`
salat. Sebab seorang wanita yang sedang mendapat haid telah gugur
kewajibannya untuk melakukan salat. Dalilnya adalah hadis berikut ini:
عَنْ
عَائِشَةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا: أنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ
كَانَتْ تُسْتَحَاضُ، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
إِنَّ دَمَ الحَيْضِ دَمٌ أَسْوَدُ يُعْرَفُ، فَإِذا كَانَ ذَلِكَ
فَأَمْسِكِي عَنِ الصَّلاةِ، فَإِذا كَانَ الآخَرُ فَتَوَضَّئِي وَصَلِّي،
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابنُ حِبَّانَ
وَالحَاكِمُ، وَاسْتَنْكَرَهُ أَبُو حَاتِمٍ
Dari Aisyah ra
berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka
Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haidh itu berwarna hitam dan
dikenali. Bila yang yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila
sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat.
Dari
Aisyah ra. berkata, Di zaman Rasulullah SAW dahulu kami mendapat haid,
lalu kami diperintahkan untuk mengqada` puasa dan tidak diperintah untuk
mengqada` salat. .
Selain itu juga ada hadis lainnya:
`Dari Fatimah binti Abi Khubaisy bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila kamu mendapatkan haid maka tinggalkan salat.
2. Berwudu` atau Mandi
As
Syafi`iyah dan al-Hanabilah mengatakan bahwa `wanita yang sedang
mendapatkan haid diharamkan berwudu`dan mandi janabah. Maksudnya adalah
bahwa seorang yang sedang mendapatkan haidh dan darah masih mengalir,
lalu berniat untuk bersuci dari hadats besarnya itu dengan cara
berwudhu’ atau mandi janabah, seolah-olah darah haidhnya sudah selesai,
padahal belum selesai.
Sedangkan mandi biasa dalam arti
membersihkan diri dari kuman, dengan menggunakan sabun, shampo dan
lainnya, tanpa berniat bersuci dari hadats besar, bukan merupakan
larangan.
3. Puasa
Wanita yang sedang mendapatkan haid
dilarang menjalankan puasa dan untuk itu ia diwajibkannya untuk
menggantikannya dihari yang lain.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ
الخُدْرِيِّ رضيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رسُولُ الله صلى الله عليه
وسلم: أَلَيْسَ إِذا حَاضَتِ المَرْأَةُ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ،
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abi Said Al-Khudhri ra. berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda, Bukankah bila wanita mendapat haidh, dia tidak
boleh shalat dan puasa.
4. Tawaf
Seorang wanita yang
sedang mendapatkan haid dilarang melakukan tawaf. Sedangkan semua
praktek ibadah haji tetap boleh dilakukan. Sebab tawaf itu mensyaratkan
seseorang suci dari hadas besar.
وَعَنْ عَائِشةَ رضيَ اللهُ
عَنْهَا قَالَت: لَمَّا جِئْنَا سَرِفَ حِضْتُ، فَقَالَ النَّبيُّ صلى الله
عليه وسلم: افْعَلِي مَا يَفْعَلُ الحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لا تَطُوْفِي
بِالبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِي، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah ra.
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila kamu mendapat haid, lakukan
semua praktek ibadah haji kecuali bertawaf di sekeliling ka`bah hingga
kamu suci.
5. Menyentuh mushaf dan Membawanya
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang menyentuh Al-Quran:
لا يمسه إلا المطهرون
Dan tidak menyentuhnya (Al-Qur'an ) kecuali orang yang suci
Jumhur Ulama sepakat bahwa orang yang berhadats besar termasuk juga orang yang haidh dilarang menyentuh mushaf Al-Quran
6. Melafazkan Ayat-ayat Al-Quran
Kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafznya diambil dari ayat Al-Quran secara tidak langsung.
`Rasulullah SAW tidak terhalang dari membaca Al-Quran kecuali dalam keadaan junub`.
Namun
ada pula pendapat yang membolehkan wanita haidh membaca Al-Quran dengan
catatan tidak menyentuh mushaf dan takut lupa akan hafalannya bila masa
haidhnya terlalu lama. Juga dalam membacanya tidak terlalu banyak.
Pendapat ini adalah pendapat Malik. Demikian disebutkan dalam Bidayatul Mujtahid jilid 1 hal 133.
7. Masuk ke Masjid
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh.
8. Bersetubuh
Wanita yang sedang mendapat haid haram bersetubuh dengan suaminya. Keharamannya ditetapkan oleh Al-Quran Al-Kariem berikut ini:
وَيَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ
وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ
فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ
التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Mereka bertanya
kepadamu tentang haidh. Katakanlah: `Haidh itu adalah suatu kotoran`.
Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Yang dimaksud dengan menjauhi mereka adalah tidak menyetubuhinya.
Sedangkan
al-Hanabilah membolehkan mencumbu wanita yang sedang haid pada bagian
tubuh selain antara pusar dan lutut atau selama tidak terjadi
persetubuhan. Hal itu didasari oleh sabda Rasulullah SAW ketika beliau
ditanya tentang hukum mencumbui wanita yang sedang haid maka beliau
menjawab:
وَعَنْ أَنَسٍ رضيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ اليَهُودَ كَانت
إِذا حَاضَتِ المَرْأَةُ فِيْهِمْ لَمْ يُؤَاكِلُوهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم: اصْنَعُوا كُلَّ شَىءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ، رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
`Dari Anas ra. bahwa orang Yahudi bisa para wanita
mereka mendapat haidh, tidak memberikan makanan. Rasulullah SAW
bersabda, Lakukan segala yang kau mau kecuali hubungan badan.
وَعَنْ
عَائِشَةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا قَالَت: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم يَأْمُرُنِي فَأَتَّزِرُ، فَيُبَاشِرُنِي وَأَنَا حَائِضٌ، مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
Dari Aisyahra berkata, Rasulullah SAW memerintahkan aku
untuk memakain sarung, beliau mencumbuku sedangkan aku dalam keadaan
datang haidh.
Keharaman menyetubuhi wanita yang sedang haid ini
tetap belangsung sampai wanita tersebut selesai dari haid dan selesai
mandinya. Tidak cukup hanya selesai haid saja tetapi juga mandinya.
Sebab di dalam al-Baqarah ayat 222 itu Allah menyebutkan bahwa wanita
haid itu haram disetubuhi sampai mereka menjadi suci dan menjadi suci
itu bukan sekedar berhentinya darah namun harus dengan mandi janabah,
itu adalah pendapat al-Malikiyah dan as Syafi`iyah serta al-Hanafiyah.
0 Komentar