~ Terlihat oleh mata ~
Karya : Raihan Restu
Takdir memang misteri mereka kira tidak akan pernah melihat wajah satu sama lain, namun justru disinilah mereka berdiri sekarang
Arka tak bisa mengalihkan pandangannya dari Sekar yang sedang berdiri 3 m darinya begitu juga dengan Sekar yang sedang terdiam dalam terpaku melihat arka meskipun stasiun saat itu sedang ada jam-jam sibuk.
Riuh orang-orang terasa begitu samar bagi mereka berdua yang tidak sengaja bertemu selagi memandang satu sama lain
Memori arka dan Sekar kembali berputar kejadian yang terjadi 3 tahun lalu, kejadian yang membuat mereka terpisah dan tidak bertemu selama 3 tahun lamanya, ada satu pertanyaan yang sama dibenak Sekar dan arka,
Apa alasan kau melakukan itu ?
Sederet kereta sampai di stasiun kereta tipe Brantas berhenti menaikkan dan menurunkan sejumlah penumpang arka berjalan sambil menarik kopernya menuju pintu gerbang kereta nomor 5 A pandangan arka masih terpaku pada Sekar seakan-akan arka tak ingin pergi meninggalkan Sekar arka pun masuk di gerbang kereta mencari tempat duduk nomor 24 B setelah arka menjumpai kursinya ia menaruh kopernya di bawah kursi dan ia duduk di tempat di samping jendela
Arka masih memandangi Sekar yang sedang memperhatikan pintu gerbang kereta yang masih dipenuhi orang-orang suara decit roda kereta menandakan lokomotif sudah menyala dan kereta akan berangkat arka masih terpaku pada Sekar namun kereta sudah berangkat meninggalkan stasiun yang baru saja didatangi kereta dan arka pun kehilangan wajah Sekar arka teringat cerita di mana SMP nya ia membayangkan
Seorang santri biasa dengan pecinya yang miring di belakang sehingga tampak helaian rambut depannya dia adalah arka santri yang tidak pintar dan tidak bodoh ia juga adalah santri yang ramah dan suka bersahabat
Namun dari sikap berandanya arka ia menyimpan sikap religiusnya arka selalu memetik tasbih di setiap waktu dan tempat dan melantunkan lantunan pujian kepada Allah subhanahu wa ta'ala di dalam batinnya
Dan ketika semua Santri terlelap di dalam mimpi mereka arka bangun pergi untuk berwudhu melakukan salat taubat dan tahajud
Ia menitikkan air matanya dan memohon kepada sang maha kuasa menyeru Nama Tuhannya bermunajat Dan mengadukan setiap beban masalahnya
Berbeda kepribadiannya ketika ia bersama kawan-kawan lainnya mereka sangat suka bercanda tertawa dan menyimpan seluruh beban masalahnya sehingga tak ada yang mengira jika arka memiliki setumpuk beban masalah yang di bawahnya arka sangat aktif di tengah kegiatan santri salaf di pondoknya dan ia sangat dekat dengan teman-temannya
Terutama rasan-rasan adalah sahabat paling karibnya arka yang paling pintar di seangkatannya takkan pernah mendapat juara paralel di setiap ujian semester di sekolah smp-nya
Saking karibnya arka dan rasakan banyak teman-temannya yang iri terhadap mereka meski arka dan rastan diejek dijuluki tertawakan mereka berdua tetap bersama tak pernah mereka bermusuhan terlalu lama
Arka dan Naura STAN sekolah di SMP negeri diluar Pondok tempatnya arka dan rastan SMP itu lebih tepatnya di dekat pasar bunder
Kelas arka dan Arsan berbeda arka di kelas 9B sedangkan rastan di kelas 9A akhir-akhir ini seperti ada yang berbeda dengan arka baru pertama kali akan memasukkan hal aneh arka terpaksa arka terpanah dari seorang murid perempuan yang berkerudung di kelas arca pada umumnya sekolah arka adalah sekolah yang rata-rata siswa putri nya tidak berkerudung karena mereka berbeda agama karena gengsi dan ambisi mereka saja
Di hari yang biasa di jam pelajaran bahasa Indonesia di kelas arka yang diajarkan oleh bapak Rizal pak Rizal menyuruh membuat puisi berjumlah minimal 17 bait setelah beberapa menit berlalu bapak Rizal mulai mengantuk untuk menutupi kantuknya bapak Rizal menanyakan kepada seluruh murid nya sudah selesai tanya bapak Zul sudah jawab seluruh siswa serempak kelompok lalu sudah bapak ingin satu kalian untuk maju dan membacakan puisi buatan
Bapak Zul berdiri berjalan ke belakang duduk murid setelah menunggu beberapa detik dan tidak ada yang mau maju membacakan puisi buatannya ya sudah bapak pilih Sekar untuk maju ke depan membacakan puisi buatanku tunjuk bapak Zul seorang perempuan berkulit putih berkerudung sendiri meskipun teman-temannya kebanyakannya tidak memakai
Dia adalah Sekar maju ke depan sambil membawa buku catatan berisi puisinya Selamat pagi dan salam agar Tuhan mencurahkan Hidayah kepada teman-temanku kali ini saya ingin membacakan puisi saya yang tidak sempurna puisi saya semurni puisi saya karena ini saya ada referensi puisi dari Emha Ainun Nadjib mendengar suara Sekar yang membuka percakapannya arka sentak terkejut harga tiba-tiba melihat kearah Sekar berdiri entah apa yang merasukinya seperti menjadi seperti ini
Sekar membacakan puisinya puisi ini berjudul ketika engkau bersembahyang saya mulai kan dengan tarikan nafas segar narik nafas panjang dan berkata ketika engkau bersembahyang oleh takdirmu pintu langit partikel udara dan ruang bergetar bersama-sama mengucapkan Allahu akbar Sekar sambil mengambil nafas panjang lagi
Bacaan al-fatihah dan surah membuat kegelapan terbuka matanya setiap doa dan pernyataan pasrah membentangkan jawaban cahayanya tegak tubuh alismu mengakar ke pusat bumi
Rukuk lambat dan memandangi asal-usul diri kembali meme sujudmu menangis Sekar mengambil nafas panjang di dalam cinta Allah hati gerimis oleh olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika hatimu sabar Mulya kaki seteguh batu karang padamu cakrawala cakrawala seluas Arsy 99 terima kasih itulah puisi saya tutup Sekar Sekar pun berjalan kembali ke tempat duduknya tepuk tangan buat Sekar seru bapak Zul yang dilanjutkan tepuk tangan seluruh siswa satu kelas mata Arga terbelalak saat melihat Sekar yang sedang membacakan puisinya dengan faqih menampar pipi harga untuk menyadarkan Arga hingga arka terkejut ditambah bahkan rasa sakit yang mencekam pipi harga
St..sttt.... jaga matamu tegur faqih hehehe iya maaf maaf jawab arka masih merasakan guncangan besar serius amat lihatnya suka ya....
enggak itu Keanu.. eh..Puisinya bagus ya jawab arka gugup
oh puisinya kok gugup gitu kamu kenapa udah deh kamu tuh jujur aja dah ah kamu diam gak penting arka yang mukanya mulai memerah padam keringatnya bercucuran di dahinya membuat pakai terus tertawa melihat kegugupan oleh harga bel pun berbunyi dengan 4 cepat harga peluar tempat di belakang bapak Zul yang juga ingin keluar arga pergi ke kantin di kantin ia membeli 2 buah tempe goreng dan es teh manis...
Bersambung, Penasaran... Tunggu .. yaaa....
1 Komentar
Di tunggu episode selanjutnya...
BalasHapus